Sejarah Albino Desa Mantar
Sejarah Albino di Desa Mantar
Kec. Poto Tano Kab. Sumbawa Barat

         Muhammad adalah salah satu dari tujuh Albino yang ada di desa mantar di Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Keberadaan albino di desa mantar hingga kini memang masih menjadi misteri  dikaitkan dengan legenda dan asal muasal nenek moyang orang mantar. Hanya ada tujuh orang albino yang bisa hidup dimantar, tidak bisa lebih dari tujuh. Ketika albino ke 8 lahir ini merupakan pertanda ada albino lain yang akan meninggal dunia.

            Menurut penuturan Pak Abdul Hayat, nenek moyang dari Albino yang ada di Mantar merupakan suku / bangsa perasingan dari Belanda yang melarikan diri dari Jawa pada masa penjajahan Portugis. Para perasingan yang datang terdiri dari beberapa suku bangsa. Mereka datang ke Mantar menggunakan kapal pesiar dan terdampar di desa Tua Nanga. Kapal tersebut sekarang terkenal sebagai ‘Bangka Bela’ yang berarti Kapal Pecah.

BACA JUGA : Sejarah Desa Mantar

Menurut penuturan pak Hayat, orang yang lahir Albino tersebut bukanlah melalui keturunan gen. Misalnya salah seorang dari orang tua anak tersebut Albino, anak yang di lahirkan belum tentu akan lahir dalam keadaan Albino juga. Begitupun juga dengan orang tua yang normal bisa saja anak yang akan dilahirkan dalam keadaan Albino.  Berdasarkan mitos, jumlah Albino tidak bisa berjumlah lebih dari 10 orang. Apabila sudah mencapai 7 atau 8, salah seorang dari Albino tersebut akan mati. Bukan mati secara misterius, tapi mati seperti orang normal lainnya. Tidak ada tanda-tanda alam mengenai kematian para Albino ini. 
           Para Albino keturunan Mantar ini terbagi ke beberapa daerah di Sumbawa Barat.  Contohnya di Tua Nanga, Rempe , Labuan, Seteluk dan Taliwang.

oleh Peserta KKN Tematik Universitas Cordova, 2015

Post a Comment

Previous Post Next Post

FEATURE