BADEMPA’
Salah satu adat desa
mantar yang hampir punah adalah adat istiadat Badempa’. Badempa’ ini
dahalu sering ditampilkan di hari besar islam dan juga dikegiatan upacara adat seperti,
Upacara adat perkawinan, upacara adat kelahiran dan upacara adat dalam bercocok
tanam. Tapi sekarang bisa dikatakan akan punah jika tidak segera dikembangkan
dan dilaksanakan lagi sehingga tidak membuat generasi amnesia atau tidak
mengenal sejarah. Dikatakan Dalam
wawancarai; Pak Adnen (tokoh masyarakat).
BACA JUGA : Sejarah Albino di Desa Mantar
Badempa’ adalah berasal dari Ba yang
ber-arti Bawah dan Dempa’ ber-arti
Sepak. Badempa’ berarti Sepak Bawah. Adat ini merupakan salah satu ujian atau
adu kekuatan pada saat Abdur Rahman melawan Murue. Karena mendaki gunung yang
di andalkan adalah kaki sehingga semua penumpang kapal itu harus mengadu
kekuatan kaki (Badempa’).
BACA JUGA : Sejarah Desa Mantar
Badempa’ ada beberapa langkah yaitu Langkah Soureeh (kepiting) dan Langkah
Biasa. Langkah Soureeh kebanyakan dilakukan oleh satu lawan satu. Langkah Biasa
ada dua macam. Pertama; Satu lawan
satu yang biasa di sebut “Badungal (Magant Mesa’). Kedua; Dua lawan dua yang disebut Magant Dua.’ Badempa’ ini, dari anak – sampai dewasa menjadi
hiburan setiap hari besar Islam.
*Oleh Peserta KKNT
Undova 2015
Post a Comment