Growth Mindset : 21st Century Teacher

Dosen Upsi Malaysia

“Tapi saya kan gaptek (gagap teknologi), sudah tua, dan memang begini dari sananya.” 

Ungkapan ini lumrah diutarakan oleh siapa pun, termasuk para guru masa kini. Banyak dari kita takut, gagap, khawatir, cemas akan teknologi hingga membuat kita tak berani memulai merangkulnya dalam pembelajaran.

Carol Dweck, seorang peniliti dari Universitas Stanford, mencetuskan istilah growth mindset vs fixed mindset. Guru yang memiliki fixed mindset yakin bahwa kemampuan, kecerdasan, dan talentanya adalah bawaan natural yang tidak bisa dikembangkan lebih jauh. Guru ini menolak dari awal untuk menerima hal baru, termasuk menyisipkan teknologi abad ke-21 dalam kelasnya. Akibatnya, ketika tidak mau belajar, keterampilannya berhenti di situ saja. 

Sebaliknya, guru dengan growth mindset berpandangan bahwa setiap orang memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan melalui usaha, latihan, dan kegigihan. Bahwa setiap orang bisa lebih terampil jika mau berusaha. Keterlambatan seseorang dinilai “belum pintar”, bukan “tidak pintar”. 

“Saya belum terampil menggunakan alat digital, tapi saya dalam proses belajar.” Ini biasanya perspektif guru-guru dengan growth mindset. Ia meyakini sebuah harapan akan mahirnya ia dalam bidang digital.

Guru abad 21 tentunya harus memiliki growth mindset. Dengan begitu, ia takkan tertinggal dari murid-murid yang memang sudah menjadi digital natives. 

Apalagi dengan kemajuan jaman sekarang ini, pendidikan jadi semakin maju dan mumpuni. Dulu, sumber informasi hanya dari buku. Sekarang cukup terhubung dengan internet, tinggal klik dan sekejap informasi yang dicari pun dapat diperoleh.

Metode mengajar guru pun mau tak mau harus berubah. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk mau terbuka dengan pendekatan yang inovatif. 

Bagaimana melakukan inovasi dalam kelas agar murid-murid mau terlibat? Mungkin teknologi salah satu jawabannya. Meski teknologi tak dapat menggantikan guru. Tapi guru jelas akan terbangun sekali dengan teknologi. 

Banyak sekali aplikasi dan konten pembelajaran berbasis teknologi yang dapat menarik atensi dan partisipasi murid secara aktif. Maka itu, dengan sikap growth mindset, guru harus terus belajar menjadi lebih baik. Jika guru memilih untuk diam saja, ia akan tertinggal oleh zaman. Maka itu mari kita bangun growth mindset sejak langkah terkecil. 

Terima Kasih kepada Seluruh Guru Indonesia! Terus berkreasi dan hasilkan generasi yang berkualitas. Karena pendidikan adalah salah satu senjata yang bisa mengubah dunia. 

Post a Comment

Previous Post Next Post

FEATURE